Rabu, 11 Maret 2009

Kumpul di Rumah Nenek dan Kakek


Ngumpul di rumah nenek and kakek uih asyik banget apalagi nenek and kakeknya masih keren biar tua gitu. Tapi bukan tua renta wong cucunya juga masih kecil. Ngumpul dimanapun bikin bahagia. Apalagi ngumpul di Salatiga, bukan kotanya si tapi desa tepatnya di desa Suruh uuhg dingin. Jadi pas ngumpul rame-rame terasa hangat karena penuh keceriaan.

My Family

Jumat, 27 Februari 2009

Antique, Sepeda Tua

Mengayuh sepeda di saat ini. Uih peluh bisa bercucuran membasahi baju kerja. Tapi namanya lagi demen apapun dilakukan. Biarpun sepeda yang dibeli cuman disimpen di kantor tapi tetap dibeli demi memuaskan keinginan.

Memang ada masa-masanya menyukai sesuatu, kalau sekarang lagi masanya pada suka sepeda jaman embah kakung dulu, itu wajar wajar saja wong namanya juga seneng. Coba apa menariknya sih naik sepeda disaat lalu lintas serba pengin cepat, di jalan saling serobot ya motor ya mobil pribadi, ya angkot apalagi truk dan bus pokoknya bikin runyam jalan raya. Terus yang naik sepeda gimana bisa leluasa di jalan raya ? Ya alih-alih bisa santai naik sepeda diserempet motor atau bis bisa saja terjadi. Tapi nanamya juga lagi seneng dan lagi ngetrend . Pokoke kata orang Pekalongan kudu tuku

Selasa, 24 Februari 2009

Antique , Peralatan Makan Dan Minum



Gak kebayang kan makan atau minum memakai peralatan bekas nenek atau nonik-nonik Belanda. Dalam beberapa bulan ini aku memang lagi seneng memburu peralatan makan dan minum sisa masa lalu. Untuk mendapatkannya aku banyak mengunjungi rumah penjual barang antik atau ke pemilik yang masih menyimpan peninggalan orang tua atau leluhurnya.

Dari hasil buruan sekarang aku sudah mendapatkan 2 (dua) set peralatan makan dan minum. Yang satu dasarnya warna putih dengan bunga berwarna merah jambu/pink. Sedang yang 1 set lagi berwarna putih polos. Kata siempunya si yang warna putih peralatan makan dan minum dari Eropa. Berarti bekas nonik dan menir Belanda dong?

Senin, 16 Februari 2009

Pondok Kayu Nuansa Flexi


Untuk mendapatkan pondok kayu dengan model penggung cukup memakan waktu, satu hal pengin barangnya bagus tapi harganya bisa terjangkau. Akhirnya setelah beberapa bulan pesan ke pedagang barang antik di kota Pekalongan, apa yang menjadi keinginan kesampaian.

Dan pada akhirnya terpasanglah pondok kayu itu dirumahku. Seneng sekali rasanya memilikinya mungkin buat orang lain tidak berarti, tetapi aku merasa dengan memilikinya setidaknya mewarisi hasil karya orang lain. Pondok kayuku berukuran 3x4 Mtr, ditopang 4 saka kayu yang berukuran cukup besar kayunya. Dengan dipenuhi ukiran diatapnya. Dengan ketinggian kurang lebih 80 Cm dari atas tanah, pondok kayuku nyaman sekali untuk nongkrong sambil melihat ikan peliharaanku, nila dan patin.

Dulunya pondok kayu ini catnya berwarna hijau daun sehubungan sudah terlalu lama catnyapun memudar. Tadinya bingung mau di cat apa ya? Apakah mengikuti warna aslinya atau dicat baru dengan warna yang natural seperti coklat atau hitam ?
Tapi karena untuk mendapatkannya hasil kerja di TELKOM kenapa pondok kayuku tidak di cat warna Flexi? Sempat keinginan ini diprotes anak-anak, mamah Flexi minded, ada juga yang bilang warnanya ramai kayak taman kanak-kanak. Tapi segala celotehan, sindiran gak ngaruh lah …. Keinginan untuk mencat pondok kayu sesuai warna Flexi tetap jalan. Biar di katain apapun cinta mati ama Flexi…….**Joel**

Selasa, 27 Januari 2009

Piring Antique


Bicara piring bayangan selalu identik dengan peralatan makan. Itu memang sah saja. Tetapi piring yang ini beda, karena tidak dipergunakan untuk menyajikan makanan di meja makan ataupun untuk menaruh makanan kecil. Piring-piring ini bisa dipajang di atas meja, buffet, ataupun di pasang di tembok. Dengan kreatifitas dan sedikit Arts piring-piring antique bisa mempercantik tembok rumah. Untuk mendapatkan piring antique memang tidak begitu mudah, tetapi kita bisa membelinya di took ataupun penjual barang antique. Di kota-kota besar bisa dengan mudah didapatkan piring-piring antique. Di kota Pekalongan pun kita bisa membelinya di penjual barang antique yaitu di “Ambari Antik” jalan Jlamprang. Harga setiap piring berbeda, bisa dilihat dari tahun pembuatannya, asal piring tersebut, bentuk piring. Keaslian piring juga menjadi salah satu point kenapa piring antique menjadi mahal harganya. Asyik lho berburu piring antique, kalau kita jalan ke luar kota dan dikota tersebut ada penjual ataupun pasar barang antique kita jadi lupa waktu, dan kita juga gak inget jalan ke Mall karena jalan dipasar barang antique lebih menarik. **Joel* *

Kinang atau Nginang

Tentu masih teringat Nenek, Embah, Eyang putri ataupun Mbah Buyut Putri kita zaman dulu, sibuk sendiri menumbuk sirih dicampur apu dan gambir untuk dijadikan kinang, Sambil duduk di beranda beliau asyik menikmati kinang nya. Tentu kebiasaan Nenek, Eyang putri, Embah ataupun Mbah Buyut Putri sekarang ini sudah langka. Karena Nenek, Eyang Putri, Embah sekarang merasa lebih cantik dan lebih modern dengan tidak nginang. Menurut penelitian bahwa kebiasaan Nginang Eyang, Mbah maupun Nenek zaman dahulu selain membuat bibir jadi merah juga bisa menguatkan gigi. Hal itu terbukti Nenek, Eyang Putri atau Nenek yang nginang biarpun sudah lanjut usia giginya masih utuh dan mereka bisa dibilang tidak pernah mengeluh sakit gigi . Cerita tentang kinang, ternyata peralatan untuk nginang sekarang menjadi barang yang banyak diburu. Peralatan kinang kebanyakan terbuat dari kuningan, atau kayu. Ada juga yang terbuat dari kristal maupun porselen dari negeri China. Bentuknyapun bermacam-macam ada yang bulat, persegi panjang maupun segi empat. Menginginkan peralatan kinang baik yang produk baru maupun lama bisa didapatkan di tokk-toko souvenir maupun di tempat penjualan barang antik. Misalkan jalan-jalan ke kota Solo peralatan untuk nginang ini bisa didapatkan di Pasar Barang Antik, Pasar Triwindu Solo.